Saturday, March 30, 2013

Hujan Di Sore Hari



Hujan di sore hari, membuat alam begitu riang. Tumbuhan yang tumbuh di taman, menjadi lebih begitu segar dan indah. Ikan-ikan di kolam menari dengan kegirangan. Semut-semut berjalan, berbaris dengan rapi menuju pusaran makanan, menyambut suka cita pesta makanan. Angin yang berhembus meniupkan segalanya. Daun bergoyang, jatuh perlahan ke tanah.

Tetapi, hujan di sore hari, begitu dingin menyapaku. Dalam sepi tanpa tawa, aku pun terdiam. Melihat semua kejadian di sore hari. Hujan. Rintihannya membuatku pilu. Dan aku pun semakin terdiam. Tanpa kata, tanpa makna, tanpa rasa. Hambar. Begitulah hujan di sore hari. Dalam hati, aku pun bertanya, "Wahai hujan, tahukah engkau bahwa rintihanmu membuatku begitu pilu? Tahukah engkau bahwa butiran-butiran air yang kau jatuhkan membuatku semakin tak berdaya?". Dan aku pun semakin membisu. Diam tanpa kata. Merenung. 

Tidak. Tentu itu bukan salahmu. Engkau adalah anugerah. Dan aku tak mungkin mendustainya. Butiranmu sangatlah bermakna. Mungkin, hanya aku yang tak tahu diri. Melihat dari sisi yang berbeda. Betapa tidak tahu dirinya aku. Maaf. Hanya itu yang terucap di lidah. Dan aku pun, kembali terdiam. Merenung.



1 comment:

  1. Anugerah dari Tuhan tidak pernah salah sasaran. Semua punya makna dan manfaat bagi manusia. Tinggal bagaimana cara kita menikmati dan mensyukurinya.
    Belajarlah menikmati fenomena alam dan menilik setiap keindahan yang ada padanya.
    Bersyukur, kawan, kita masih dapat merasakan dinginnya hujan, dapat mencium bau tanah yang terkena air hujan dan dapat merasakan butiran hujan yang jatuh beriringan dengan datangnya anugerah :)

    ReplyDelete